
Photo of the streets of Jakarta at night. Photo by Gede Suhendra on Unsplash.
Pendapatan daerah DKI Jakarta tercatat mencapai Rp68,53 triliun per November 2025, meningkat dari Rp62,39 triliun pada bulan sebelumnya atau setara dengan 81,15% dari target Rp84,45 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi (APBD-P) 2025.
Kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama dari sektor pajak dan retribusi. Total APBD-P 2025 sendiri tercatat sebesar Rp91,86 triliun. Selain itu, belanja daerah juga mengalami kenaikan sebesar Rp51,98 triliun atau 60,46% dari target Rp85,97 triliun, sementara realisasi pengadaan barang atau jasa telah mencapai 95,34% melalui 21.631 paket.
Pembiayaan secara neto tercatat sebesar Rp3,64 triliun, dan terhitung per November 2025, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) meningkat menjadi Rp20,09 triliun. Secara keseluruhan, posisi anggaran pada Oktober 2025 menunjukkan surplus Rp14,43 triliun.
Dari sisi ekonomi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,96% hingga Oktober 2025 yang ditopang sektor jasa, transportasi, dan akomodasi. Kontribusi Jakarta terhadap ekonomi nasional mencapai 16,39%, sementara proyeksi Bank Indonesia (BI) menunjukkan pertumbuhan pada kisaran 4,6% hingga 5,4%. Inflasi juga berhasil terjaga pada level 2,69%, lebih rendah dari inflasi nasional.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan menjadi 6.05% melalui penyelenggaraan job fair dan program pelatihan di berbagai wilayah kota. Realisasi investasi juga menunjukkan tren positif dengan nilai mencapai Rp204,13 hingga kuartal III 2025, menyumbang 14,24% terhadap total investasi nasional serta telah menyerap lebih dari 338 ribu tenaga kerja.

