Photo of a two-decker bus. Photo by Mariana Alves on Unsplash.
Kanselir Inggris, Rachel Reeves, dengan resmi meningkatkan tarif-tarif pajak hingga menyentuh £40 miliar dalam rangka menutupi kekurangan pajak sebesar £22 miliar, yang merupakan ‘warisan’ dari Partai Buruh Inggris.
Reeves mengatakan bahwa sebagai kanselir, ia akan memulihkan stabilitas keuangan publik Inggris, terutama setelah bagaimana Mantan Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, memperburuk keadaan pasar obligasi 2 (dua) tahun lalu dengan adanya rencana pemotongan pajak yang tidak dilakukan dengan persiapan sempurna.
Kenaikan pajak ini contohnya akan mempengaruhi tingkatan iuran jaminan sosial yang dibayarkan oleh pengusaha menjadi sebesar 15% mulai bulan April 2025. Tidak hanya itu, sejumlah perubahan lain terhadap perpajakan Inggris juga dilakukan, seperti mengubah peraturan pengenaan pajak atas keuntungan modal dan warisan.
Kemudian, pengaturan pajak yang dibayarkan oleh pihak eksektuif ekuitas swasta dan penduduk non-domisili juga akan diubah dalam rangka mendukung peningkatan pajak ini.
Para investor awalnya menanggapi rencana peningkatan tersebut dengan positif lantaran harga obligasi pemerintah yang terus meningkat. Namun, harga obligasi yang kemudian menurun setelah besaran anggaran sebenarnya menjadi jelas membuat para investor bereaksi dan mengurangi harapan adanya pemotongan suku bunga di tahun 2025.
Kenaikan pajak ini sendiri akan berpengaruh hingga sebesar 1,25% dari output ekonomi Inggris. Namun, badan pengawas anggaran Inggris menginformasikan bahwa kemungkinan pertumbuhan ekonomi sendiri akan lebih rendah di periode 2026 hingga 2028.
*Berita diperbarui 1 November 2024