Photo of an ascending graph. Photo by Markus Spiske on Unsplash.
Meskipun keadaan global saat ini sedang diterpa kemungkinan akan terjadinya resesi, perekonomian Indonesia justru diproyeksikan akan meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% di tahun 2022.
Proyeksi ini dikeluarkan oleh Bank Dunia atau World Bank, yang menambahkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2021 di angka 3,7%. Selain Indonesia, World Bank juga meramalkan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, dan juga Negara-negara Asia.
Adanya isu moneter membuat perekonomian Amerika Serikat diproyeksikan akan turun menjadi 2,5% di tahun 2022. Proyeksi serupa juga dialami oleh negara-negara di Eropa. Dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina, serta adanya peningkatan inflasi, beberapa negara di Eropa dinilai akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Eropa secara umum turut dinilai akan turun menuju angka 2,5% di tahun 2022, dan terus menurun hingga 1,9% di tahun 2023. Rusia sendiri mengalami kontraksi sebesar 8,9%.
Ancaman resesi rupanya merata di seluruh bagian dunia. Negara-negara seperti Turki dan Brasil juga akan mengalami penurunan dari segi pertumbuhan ekonomi, dimana Turki diramalkan akan mengalami kontraksi di angka 2,3% dan Brasil akan mengalami pertumbuhan ekonomi dengan angka di bawah 2%. Cina pun turut diproyeksikan hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,3%, dimana angka tersebut tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Selain krisis dunia seperti perang, efek dari pandemi COVID-19 juga masih dirasakan oleh berbagai negara. Lockdown dan kurangnya pemasukan tentunya berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.