
Photo of a descending graph with different industry. Photo by Marcus Millo on Getty Images
Survei yang dikeluarkan oleh Bloomberg menyatakan bahwa negara Indonesia akan menjadi salah satu negara yang berpotensi mengalami resesi ekonomi, dengan menempati urutan 14 diantara 15 negara. Potensi resesi yang dapat dialami oleh Indonesia mencapai angka 3%.
Secara berurutan, ancaman resesi dapat dihadapi oleh negara-negara ini – Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, Cina, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, dan India. Potensi terbesar dipegang oleh Sri Lanka dengan 85% potensi, yang bisa jadi disebabkan oleh krisis sosiopolitik dan ekonomi yang tengah dilanda negara tersebut.
Meskipun terdaftar dalam survei ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani berpendapat bahwa indikator ekonomi Indonesia saat ini masih dianggap bagus. Hal ini dapat dinilai dari neraca pembayaran, GDP [“Growth Domestic Product”], korporasi rumah tangga, dan juga peraturan moneter.
Menurut pihak dari International Monetary Fund (“IMF”), perekonomian dunia terancam hanya akan mencapai 3,6% di tahun 2022. Prospek ekonomi global berencana akan diturunkan ketika melihat level inflasi yang dimiliki oleh Amerika Serikat yang cukup tinggi, yakni sebesar 9,1%. Melihat prospek ini, Indonesia diminta untuk tetap siaga terhadap kemungkinan resesi.